Sarana Utama Dalam Proses Pembentukan Bunyi

Ujaran insan dipelajari dalam sebuah cabang linguistik, yakni fonologi. Di dalam fonologi bunyi ujaran dipelajari dari cara penghasilannya oleh alat ucap manusia. Kajian ini sering disebut fonetik. Bunyi juga dipelajari dari sudut makna yang dikandung oleh ujaran tersebut sebagai pembeda arti. Kajian ini disebut fonemik. Fonetik dalam kajian fonologi merupakan fonetik artikulatoris. 

Melihat kajiannya yang paling fundamental dalam bahasa, fonologi menempati posisi penting sebagai dasar untuk mempelajari ilmu bahasa lainnya menyerupai morfologi, sintaksis, semantik, fragmatik, dan yang lainnya. 
 Ujaran insan dipelajari dalam sebuah cabang linguistik Sarana Utama Dalam Proses Pembentukan Bunyi

Dalam kajian fonologi dipakai simbol-simbol penulisan 
[ ] untuk melambangkan bunyi ujaran 
/ / untuk melambangkan fonem 
<> untuk melambangkan grafem (tulisan sehari-hari) 

Misalnya 
Tulisan <Fonologi> mempunyai fonem /f,o,n,o,l,o,g,i/ diujarkan dengan bunyi [fonologi] 

Sumber energi utama pembentukan bunyi ialah arus udara yang mengalir dari paru-paru. Getaran-getaran timbul pada pita bunyi sebagai akhir tekanan arus udara. Dari situ udara terus bergerak disertai persentuhan alat ucap pada rongga verbal (oris) atau hidung (nasum). Kaprikornus sarana utama dalam proses pembentukan bunyi ialah (1) arus udara, (2) pita suara, dan (3) alat ucap. 

1. Arus udara 

Arus udara diciptakan atas perintah dan dikendalikan oleh saraf-saraf otak tertentu, tidak muncul dengan sendirinya. Dalam bahasa Indonesia arus itu menuju ke luar dari paru-paru. Arus udara demikian disebut arus udara egresif (keluar). Tidak ada satu pun arus udara yang membentuk bunyi bahasa dalam bahasa Indonesia dengan cara masuk menuju paru-paru (ingresif/masuk). Arus ujar ini ada pada beberapa bahasa di Afrika. 

2. Pita Suara 

Pita bunyi bergetar dan digetarkan oleh udara yang keluar masuk paru-paru. Pita bunyi terletak dalam tenggorokan atas (laring). Berada sempurna di belakang tulangrawan perisai (tulang jakun, pada laki-laki) (1). Tulangrawan piala (2) bergerak sebagai pangkal pitasuara ketika membuka dan menutup. Ini mendatar dari muka (anterior) ke belakang (posterior). Tulangrawan cincin (3) berada sebagai pembatas laring dan tenggorokan. Tulangrawan tenggorokan (4) merupakan tempat yang dilewati udara dari paru-paru menuju pita suara. 

Glotis merupakan celah pada pita bunyi ketika terjadi buka tutup. Gambar 1 menunjukkan keadaan pita bunyi ketika glotis tertutup. Ini terjadi pada ketika awal mau berbunyi atau ketika bunyi hamzah. Ini terjadi ketika terbentuk bunyi-bunyi vokal. 

Satu kali membuka menutupnya pita bunyi (dua getaran) disebut satu gelombang. Banyaknya gelombang per detik disebut frekuensi bunyi. Misal suatu bunyi yang diucapkan orang berfrekuensi 141 gelombang per detik, artinya pita bunyi membuka menutup sebanyak 141 kali per detik. 

3. Alat Ucap 

Alat Ucap merupakan organ badan yang mempunyai fungsi umum untuk memenuhi faal hidup dalam tubuh. Namun, di samping itu, alat ini mempunyai fungsi tersendiri sebagai organ yang sanggup menghasilkan ujaran. 

Oris (rongga mulut) ruang resonansi (penguat getar bunyi) yang melintasinya. Bunyi yang melewati oris disebut bunyi oral. 

Nasum (rongga hidung) ruang resonansi udara yang menggetarkannya. Bunyi yang melewati nasum disebut bunyi nasal. 
  1. Labium (bibir atas, bawah) bisa disentuh dan menyentuh sehingga menghasilkan bunyi bilabial. 
  2. Dentum (gigi atas, bawah) bisa disentuh oleh bibir bawah dan ujung pengecap sehingga menghasilkan bunyi dental. 
  3. Alveolum (lengkung gigi, gusi) disentuh ujung pengecap atau daun pengecap sehingga menghasilkan bunyi alveolar. 
  4. Palatum (langit-langit keras) bisa disentuh tengah pengecap sehingga menghasilkan bunyi palatal. 
  5. Velum (langit-langit lunak) bisa disentuh dorsum, sehingga menghasilkan bunyi velar. 
  6. Uvula (anak tekak) bisa didekati dorsum, sehingga menghasilkan bunyi uvular. 
  7. Apeks (ujung lidah) bisa menyentuh gigi atas dan gusi. 
  8. Lamina (daun lidah) bisa mendekati gusi. 
  9. Medium (tengah lidah) bisa mendekati langit-langit keras. 
  10. Dorsum (pangkal lidah) bisa mendekati langit-langit lunak dan anak tekak. 
  11. Radiks (akar lidah) bisa mendekati faring. 
  12. Epiglotis (pangkal tekak) tidak menghasilkan bunyi bahasa secara spesifik, namun sebagai katup pembuka rongga tenggorokan ketika bicara, dan menutupnya ketika makan. 
  13. Faring (kerongkongan atas) didekati radiks sehingga menghasilkan bunyi faringal. 
  14. Laring (pangkal tenggorok) tempat terdapatnya pita bunyi dan glotis. 
  15. Glotis (letak pita suara) menghasilkan bunyi glotal. 
Alat ucap yang mempunyai kemampuan bergerak, untuk menyentuh, melekat, atau mendekati organ lain secara aktif dalam menghasilkan bunyi bahasa disebut artikulator. Alat ucap yang kesanggupannya disentuh, dilekati atau didekati organ lain dalam menghasilkan bunyi bahasa disebut titik artikulasi.

Belum ada Komentar untuk "Sarana Utama Dalam Proses Pembentukan Bunyi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel