Sejarah Lengkap Berdirinya Sarekat Islam (Si)
Berdirinya Sarekat Islam diawali dengan adanya dominasi dan monopoli pedagang-pedagang Cina yang banyak merugikan para pengusaha batik pribumi di Solo. Kondisi tersebut mendorong Haji Samanhudi untuk menghimpun para pengusaha dan pedagang pribumi dalam sebuah organisasi dalam menghadapi persaingan pedagang-padagang Cina. Maka pada tamat tahun 1911 didirikanlah Sarekat Dagang Islam (SDI). Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 11 Nopember 1912, nama Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Dengan adanya perubahan nama tersebut, lingkup organisasi menjadi senakin luas.
Anggota-anggota yang dihimpun tidak hanya sebatas dari Solo, tetapi juga dari aneka macam tempat lainnya. Pusat organisasi ini dipindahkan dari Solo ke Surabaya. Pada awalnya organisasi Sarekat Islam mempunyai tujuan untuk membela kepentingan para pedagang Indonesia dari bahaya para pedagang Cina, akan tetapi usang kelamaan menjadi suatu gerakan yang ingin melawan semua penindasan dan ketidakadilan yang menimpa rakyat Indonesia, baik yang tiba dari pemerintah jajahan, orang-orang Cina, maupun dari kalangan bangsa sendiri yang bekerja sebagai pekerja pemerintah. Secara lahir Sarekat Islam memang tidak menyatakan dirinya sebagai organisasi politik, tetapi kalau dilihat dari sepak terjangnya memperlihatkan suatu gerakan yang bersifat politik. Dalam anggaran dasarnya disebutkan tujuan Sarekat Islam yaitu :
a. Mengembangkan jiwa dagang
b. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam berusaha
c. Memajukan pengajaran dan semua perjuangan yang mempercepat naiknya derajat rakyat
d. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam
e. Hidup berdasarkan perintah agama
Pada tanggal 26 januari 1913 diselenggarakan kongres SI pertama di Surabaya. Di hadapan massa lebih kurang 10.000 orang. Oemar Said Cokroaminoto menegaskan bahwa SI tidak bersifat politik, tujuannya ialah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia terutama, dengan cara berkoperasi. Sarekat Islam diakui oleh pemerintahan Hindia Belanda melalui pinjaman Badan Hukum pada tanggal 18 Maret 1916, dengan susunan sebagai berikut: H. O. S Cokroaminoto sebagai ketua, Abdul Muis dan H. Gunawan sebagai wakil ketua, dan anggotanya Agus Salim, Sastrohandoro, suryo Pranoto, dan Alimin Prawirodirdjo. Sedangkan H. Samanhudi diangkat sebagai Ketua Kehormatan.
Sarekat Islam mengalami perkembangan yang pesat dan kemudian tumbuh menjadi partai massa. Perkembangan Sarekat Islam tersebut menyebabkan pemerintah Kolonial Belanda mulai meragukan setiap gerak Sarekat Islam. Tidak hanya itu, pemerintah Kolonial mengeluarkan aneka macam peraturan untuk menghambat perkembangan Sarekat Islam, menyerupai adanya hukum supaya cabang-cabang Sarekat Islam hanya bangun untuk tempat masing-masing. Untuk kelancaran hubungan ini, pada tahun 1915 dirikan Central Sarekat Islam (CSI), tujuannya untuk membantu SI tempat ke arah kemajuan, dan mengatur kolaborasi antar-SI daerah.
Di satu sisi Sarekat Islam tumbuh menjadi organisasi yang terbuka untuk umum, tetapi di sisi lain keterbukaan tersebut menyebabkan klelemahan tersendiri bagi kekuatan Sarekat Islam. Banyak anggota Sarekat Islam yang mempunyai keanggotaan rangkap dengan organisasi lain. Seperti pola Semaun sebagai ketua Sarekat Islam Semarang merangkap sebagai anggota ISDV yang berhaluan sosialis. Dalam perkembangan berikutnya, Semaun memperlihatkan dampak yang besar bagi setiap gerak langkah Sarekat Islam yang dipimpinnya. Semaun banyak menentang kebijakan yang diberikan Sarekat Islam yang berhaluan religius-nasionalis. Ia beropini bahwa kontradiksi yang terjadi bukan antara penjajah - terjajah, tetapi antara kapitalis - buruh.
Oleh alasannya yaitu itu, perlu mobilisasi kekuatan buruh dan tani di samping tetap memperluas pengajaran agama Islam. Pengaruh komunis itu telah amsuk ke badan CSI dan cabang-cabangnya sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan dalam badan CSI. Perpecahan semakin kasatmata sehabis dilaksanakan Kongres Luar Biasa CSI. Kongres tersebut membicarakan persoalan disiplin partai yang melarang penggandaan rangkap anggota sebagai anggota partai. Melalui hukum partai tersebut, karenanya golongan komunis yang diwakili Semaun dan Darsono dikeluarkan dari Sarekat Islam. Adanya pemecatan tersebut, dalam badan Sarekat Islam terpecah menjadi dua bagian, yaitu SI-Merah, yang menganut faham komunis di bawah pimpinan Semaun, Darsono, Tan Malaka, Muhammad Hasan, dan Alimin, dan SI-Putih, yang berhaluan Islam radikal yang berazaskan kebangsaan-keagamaan di bawah pimpinan H. Agus Salim, H.O.S Tjokro aminoto, Abdul Muis, dan Suryapranoto.
Pada tahun 1923 diadakan Kongres Sarekat Islam ke-7. Dalam kongres tersebut diputuskan bahwa Central Sarekat Islam diganti menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Selain itu, diputuskan pula bahwa cabang-cabang Sarekat Islam yang menerima dampak komunis menyatakan diri berada di bawah Sarekat Rakyat (SR) yang menjadi basis Partai Komunis Indonesia (PKI).
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Lengkap Berdirinya Sarekat Islam (Si)"
Posting Komentar