Penumpasan G30s Pki

Segera sehabis gosip perihal G30S/PKI itu hingga di markas Kostrad, maka Pangkostrad Mayjen Soeharto segera mengambil langkah-langkah strategis. Berdasarkan kebiasaan di AD, jikalau Men/Pangad berhalangan maka kegiatan rutinnya sanggup diwakili oleh Pangkostrad. Dengan pertimbangan itu pula, pangkostrad tetapkan untuk memimpin penumpasan G30S/PKI. hingga ke akar-akarnya. RPKAD di bawah pimpinan Kol.inf. Sarwo Edi Wibowo ditugasi melaksanakanI penumpasan tersebut.

 maka Pangkostrad Mayjen Soeharto segera mengambil langkah Penumpasan G30S PKI

Resimen ini ditugasi untuk segera merebut dan menguasai obyek-obyek vital menyerupai RRI dan Gedung Telkom yang dikuasai pihak G30S/PKI. Kol. Inf. Sarwo Edhie Wibowo mendapatkan perintah tersebut pada pk.17.00 WIB. Hanya dalam waktu 20 menit, RRI dan Gd Telkom berhasil dikuasai dengan korban yang sangat minimal. Selanjutnya kawasan Halim yang merupakan basis G30S/PKI juga sanggup dikuasai oleh pasukan RPKAD, sehabis Brigjen Soepardjo diperintahkan secara verbal oleh Presiden Soekarno untuk menghentikan pertumpahan darah.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 pk. 17.00 melalui siaran RRI, Pangkostrad Mayjen Soeharto selaku pimpinan AD memberikan pidato, yang pada pada dasarnya menjelaskan bahwa telah terjadi penghianatan G30S/PKI dan telah mendemisionerkan Kabinet Dwikora. Hal tersebut merupakan gerakan kontra revolusioner. Dijelaskan pula bahwa kelompok G30S/PKI ini menculik beberapa perwira tinggi AD, namun demikian Presiden Soekarno serta MenkoHankam/KSAB Jendral AH Nasution dalam keadaan sehat walafiat. Tanggal 3 Oktober 1965 pasukan RPKAD dengan pertolongan Brigadir Polisi Sukitman, berhasil mengidentifikasi dan menemukan jejak para perwira tinggi AD yang hilang diculik. 

Pada tanggal 4 Oktober 1965 mayat para perwira tinggi yang hilang diculik jadinya sanggup ditemukan dan diangkat dari dalam sumur renta di kawasan Lubang Buaya. Hal itu sanggup terlaksana berkat keuletan Kesatuan Intai Para Amphibi (Kipam) KKO AL. Keesokan harinya bersamaan dengan perayaan Hari ABRI 5 Oktober 1965, keenam mayat perwira tingi dan seorang perwira pertama tersebut dimakamkan dengan upacara penghormatan kemiliteran, serta diberi gelar pendekar revolusi.

Operasi penumpasan sisa-sisa G30 S/PKI dilaksanakan oleh ABRI dan rakyat yang setia pada Pancasila dan UUD1945. Secara sedikit demi sedikit tokoh-tokoh G30S/PKI tertangkap, seperti: Kolonel Latif, Letkol Untung Sutopo, Dr Subandrio, Nyono, Omar Dhani, Kamaruzaman, Sudisman, Oetomo Ramelan, Kol. Sahirman, Mayor Mulyono, dan Brigjen Supardjo. Operasi penumpasan berlangsung terus, mulai dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, kemudian ke Bali dan seterusnya.
Materi Demokrasi Liberal Lainnya : 

Belum ada Komentar untuk "Penumpasan G30s Pki"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel