Apa Yang Dilakukan Oleh Pekerja Sosial Sehari-Hari
Pekerjaan sosial menunjukkan kesempatan-kesempatan untuk bekerja dalam banyak bidang pelayanan yang berbeda dengan orang-orang yang mempunyai masalah, isu, dan kebutuhan yang berbeda. Seperti yang anda akan lihat dalam contoh-contoh berikut ini, ada kesamaan-kesamaan umum dan ciri-ciri yang membedakan apa yang para pekerja sosial lakukan dalam praktek pekerjan sosial mereka sehari-hari.
Suara dari lapangan
Profesor George Johnston mengundang beberapa mahasiswa pascasarjana pekerjaan sosial untuk berpartisipasi dalam suatu presentasi panel bagi mahasiswa gres pekerjaan sosial. Ia menugaskan para praktisioner itu untuk menceritakan sesuatu perihal apa yang mereka kerjakan dalam kegiatan pekerjaan sosial mereka seharihari. Para pekerja sosial yang berpartisipasi itu ialah Joannie Devereaux dari Panti Asuhan dan Pensiunan; Karen Ostlund dari kantor DPRD Kota; Mike Nicolas dari Unit Hospice Rumah Sakit Umum; dan Mary Ann Grant dari Program Krisis Pemerkosaan.
Profesor George Johnston mengundang beberapa mahasiswa pascasarjana pekerjaan sosial untuk berpartisipasi dalam suatu presentasi panel bagi mahasiswa gres pekerjaan sosial. Ia menugaskan para praktisioner itu untuk menceritakan sesuatu perihal apa yang mereka kerjakan dalam kegiatan pekerjaan sosial mereka seharihari. Para pekerja sosial yang berpartisipasi itu ialah Joannie Devereaux dari Panti Asuhan dan Pensiunan; Karen Ostlund dari kantor DPRD Kota; Mike Nicolas dari Unit Hospice Rumah Sakit Umum; dan Mary Ann Grant dari Program Krisis Pemerkosaan.
Joannie Devereaux menceritakan pengalaman prakteknya di suatu Panti Asuhan dan Pensiunan:
Panti asuhan dan pensiunan ialah suatu akomodasi pengasuhan berjangka panjang yang baru-baru ini melayani lebih dari 200 residen dan kebanyakan lanjut usia. Tetapi baru-baru ini panti menambahkan suatu kegiatan bagi bawah umur muda yang cacat yang tidak sanggup hidup secara mandiri. Salah satu sayap dari panti ialah kegiatan bagi residen yang mengalami penyakit Alzheimer.
Sebagai satu dari tiga pekerja sosial di panti, saya bekerja utamanya dengan lanjut usia. Satu dari banyak alasan yang saya sukai dari pekerjaanku ialah keberagamannya. Aku terlibat dalam banyak kegiatan yang berbeda menyerupai mendapatkan para residen baru, mengkonsel residen dan keluarganya, menyiapkan sejarah psikososial residen, berpartisipasi dalam pembahasan planning pengasuhan tim antardisiplin, dan memimpin workshop pengembangan staf. Barubaru ini kami memulai suatu kelompok dukungan bagi anggota keluarga residen yang menderita penyakit Alzheimer. Aku membantu memfasilitasi pertemuan-pertemuan dengan anggota keluarga yang berpartisipasi dalam proses perencanaan bagi kelompok.
Aku juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan profesional di masyarakat. Aku mengepalai sekelompok profesional pekerja sosial panti asuhan yang bertemu setiap bulan untuk membahas isu-isu penting dalam pengasuhan jangka panjang. Tetapi kelompok kami melaksanakan lebih daripada itu. Kami berusaha melaksanakan banyak tindakan. Misalnya, kami peduli akan nasib para residen di panti asuhan yang membayar pajak. Pemerintah kota membayar sebagian biaya aktual. Bahkan yang paling bermasalah, pembayaran biasanya 6 sampai 9 bulan di belakang. Baru-baru ini kami berkonsultasi dengan DPRD Kota perihal kebutuhan yang mendesak ini.
Baru-baru ini juga saya terlibat dalam penilaian suatu teknik gres yang meningkatkan partisipasi para residen untuk tinggal di panti asuhan. Kami berharap sanggup menunjukkan bahwa para residen yang terlibat lebih aktif dalam menciptakan keputusan akan menciptakan suatu transisi yang lebih positif untuk tinggal di suatu panti asuhan.
Karen Ostlund menceritakan kiprahnya sebagai pekerja sosial legislastif di suatu kantor DPRD Kota:
Aku benar-benar tidak tahu bahwa para praktisioner pekerjaan sosial sanggup bekerja di kantor DPRD Kota sebelum saya kuliah di universitas ini. Ternyata, hal pertama yang saya dengar perihal jenis pekerjaan bagi seorang pekerja sosial ialah pada suatu presentasi panel menyerupai yang kita lakukan hari ini. Tetapi ketika saya mendengar Elaina Conteros menceritakan pekerjaannya, saya suka apa yang saya dengar. Sekarang saya yaitu rekan kerjanya sebagai seorang pekerja sosial legislatif.
Banyak di antara kegiatan-kegiatan yang saya lakukan sehari-hari melibatkan advokasi bagi para konstituen. Orang-orang menelefon dengan pertanyaanpertanyaan perihal banyak sekali badan-badan peemrintah pusat. Aku seringkali merujuk mereka kepada sumber-sumber lokal dan regional yang tepat. Menurut pendapatku, birokrasi sering memperparah krisis. Menggunakan teknik-teknik respons yang menenangkan orang-orang dan mengklarifikasi situasi yang mereka hadapi, saya sanggup membantu mereka menemukan solusi. Sebenarnya saya menemukan bahwa keterampilan-keterampilan komunikasi yang baik yaitu sangat penting, apakah saya sedang berbicara dengan klien atau sedang menemukan cara untuk keluar dari jejaring birokrasi yang rumit.
Para konstituen yang meminta tunjangan DPRD meliputi sejumlah besar para veteran. Aku bertugas sebagai mediator dengan suatu konsorsium badanbadan sosial yang menunjukkan pelayanan-pelayanan bagi para veteran dan keluarga mereka. Ini berarti bahwa saya harus menghadiri pertemuan-pertemuan bulanan dengan para wakil dari banyak sekali tubuh sosial. Ini memberi kami suatu kesempatan untuk memperbarui program-program dan pelayanan-pelayanan, dan ini merupakan lembaga untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam penyelenggaraan pelayanan yang kami hadapi.
Aku juga memakai keterampilan-keterampilan penelitian, tetapi saya memakai penelitian agak berbeda dengan Joannie. Elaina dan saya sering mengumpulkan informasi latar belakang bagi penyusunan perundangan-undangan yang baru. Barubaru ini saya melaksanakan penelitian di suatu kecamatan perihal pengaruh reformasi kesejahteraan.
Mike Nicolas menceritakan pengalamannya sebagai pekerja sosial di suatu Unit Hospice Rumah Sakit Umum Daerah:
Terima kasih atas permintaan untuk berbicara di panel ini. Ini menunjukkan kepadaku suatu kesempatan untuk bercerita perihal sesuatu yang berarti banyak bagiku pekerjaanku sebagai seorang pekerja sosial medis.
Perawatan hospice ialah suatu kegiatan perawatan kesehatan antardisiplin di RSUD. Anggota tim antardisiplin meliputi dokter, perawat, terapis fisik, dietisi, rohaniawan, dan aku—pekerja sosial. Program
hospice kami mengkoordinasikan pelayanan-pelayanan medis, emosional, sosial, dan spiritual bagi pasien yang sakit parah dan keluarganya. Ini bertujuan untuk memungkinkan pasien dan keluarganya melatihkan opsi hidup dan mati di kalangan keluarga dan teman-teman. Program kami menunjukkan banyak sekali perawatan kesehatan dan dukungan sosial serta psikologis.
Sebagai pekerja sosial di kegiatan hospice, saya bekerja dengan pasien dan keluarganya dalam banyak cara yang berbeda. Misalnya, mereka berpartisipasi dalam perencanaan sebagai anggota tim. Aku menunjukkan pelayanan-pelayanan konseling dan mengkoordinasikan pelayanan-pelayanan yang dipilih sendiri oleh pasien dan keluarganya. Anggota keluarga sering terus memakai pelayananpelayanan pendukung dari kegiatan kami setelah pasien meninggal dunia. Aku memfasilitasi kelompok orang-orang yang berdukacita atas sponsor kegiatan hospice kami. Konseling penghiburan sebelum dan setelah janjkematian seorang pasien yaitu suatu bab yang sangat penting dari kegiatan kami.
Kami di unit hospice sadar akan pengaruh AIDS. Aku yaitu wakil pekerjaan sosial dalam satuan kiprah AIDS di masyarakat kami. Kami mempunyai dua proyek dikala ini. Satu yaitu perjuangan pendidikan masyarakat. Anda akan segera melihat publisitas perihal AIDS yang akan dipamerkan di sentra masyarakat bulan depan. Kami berharap festival itu sendiri dan tayangan media terkait akan menambah kesadaran akan kebutuhan-kebutuhan yang kami miliki di masyarakat kami. Kami juga sedang melembagakan suatu kegiatan relawan yang bersahabat. Baru-baru ini saya juga menjadi panitia yang mengumpulkan informasi demografis dan data lain untuk menyiapkan data statistik bagi pengajuan permohonan grant untuk membiayai kegiatan ini.
Pendekatan holistik dari pelayanan hospice berarti bahwa saya mempunyai kesempatan bekerja dengan para profesional dari disiplin lain dalam menunjukkan suatu pendekatan alternatif untuk mengasuh pasien yang sakit parah. Banyak orang bertanya kepadaku, “Bagaimana anda sanggup membenamkan diri anda sendiri dalam kematian?” Anda juga sanggup mengajukan pertanyaan menyerupai itu. Secara paradoks, bekerja dengan info kematian, saya membenamkan diriku dalam kehidupan. Aku berguru banyak perihal kehidupan dari orang-orang yang hampir meninggal. Dan saya menghargai pentingnya bekerja dalam suatu atmosfir dukungan rekan sekerja.
Mary Ann Grant, seorang pekerja sosial pada pelayanan krisis pemerkosaan, meringkaskan pengalaman prakteknya:
Aku bekerja di sentra konseling krisis pemerkosan. Program ini menunjukkan dukungan bagi orang-orang yang diperkosa secara seksual. Program perlakuan serangan seksual mempunyai tiga komponen, dan saya berpartisipasi pada ketiga-tiganya. Pertama, saya menunjukkan pelayanan-pelayanan konseling kepada para korban perkosaan dan keluarga mereka atau orang-orang kunci. Hingga tahun lalu, semua pelayanan-pelayanan konseling kami diberikan secara individual. Saat ini kami menambahkan sesi kelompok dan nampaknya jadinya sangat baik.
Kedua, tanggung jawabku juga meliputi advokasi bagi para klien di rumah sakit dan kantor polisi serta selama proses aturan berlangsung. Advokasi tentu memakai bentuk-bentuk yang berbeda yang bergantung pada situasi. Sering saya membantu klien mengantisipasi mekanisme medis dan proses-proses hukum. Advokasi juga meliputi peninjauan opsi-opsi dan menemani para klien ketika mereka memulai saluran-saluran hukum.
Ketiga, yaitu komponen pendidikan masyarakat dari kegiatan kami. Rekan-rekanku dan saya menunjukkan banyak kegiatan pendidikan masyarakat perihal serangan seksual dan pencegahan pemerkosaan. Kami melaksanakan presentasi ke sekolah-sekolah, rumah sakit, pegawanegeri penegakan hukum, dan kelompok-kelompok minat lainnya. Kami menyadari bahwa kami harus memperluas pelayanan-pelayanan kami ke seluruh lapisan masyarakat. Baru-baru ini kami memperluas perwakilan etnis ke dalam dewan penasehat dan para relawan.
Salah satu jenis pelecehan seksual yang kami sering baca ialah pelecehan seksual ketika sedang berkencan. Barubaru ini beberapa klien kami mengungkapkan serangan terhadap mereka yaitu suatu pelecehan seksual yang dilakukan oleh sobat kencan. Tetapi firasat kami menyatakan bahwa ini lebih luas daripada data yang diperlihatkan oleh kegiatan kami. Pada dikala ini kami berpartisipasi dalam suatu studi di suatu universitas perihal pelecehan seksual yang dilakukan oleh sobat kencan. Sebagai bab dari tahap awal proyek, kami mengujicobakan ke lapangan suatu kuesioner yang berfokus pada insidensi dan dinamika pelecehan seksual yang dilakukan oleh sobat kencan (DuBois & Miley, 2005: 6-9).
Belum ada Komentar untuk "Apa Yang Dilakukan Oleh Pekerja Sosial Sehari-Hari"
Posting Komentar