Kerusakan Jawaban Tsunami Di Samudera Hindia
Indonesia merupakan negara rawan akan tsunami, yaitu berada diurutan ketiga di dunia sesudah Jepang dan Amerika. Wilayah yang paling sering dilanda tsunami sesungguhnya ialah negara-negara di daerah Lautan Pasifik, lantaran adanya "Pacific ring of fire". Di Indonesia, tsunami sangat rawan terutama di wilayah Indonesia cuilan timur. Tsunami yang terjadi di Samudera Hindia tanggal 26 Desember 2004 ini memang cukup mengejutkan, meski dari pergeseran lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang selama ini diteliti, mestinya sudah dapat diprediksi bakal ada gempa besar. Tiga rangkaian gempa besar telah terjadi di zone pertemuan antara dua lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Gempa pertama dengan kekuatan 8.9R terjadi pada pukul 07.58.50 di wilayah perairan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), berjarak sekitar 257 km dari Banda Aceh. Gempa kedua dengan kekuatan 5.8R terjadi pada pukul 09.15.57 di wilayah Nicobar. Sedangkan gempa ketiga terjadi dengan kekuatan 6.0R pada pukul 09.22.01 di kepulauan Andaman.
baca juga : Bencana dan Tsunami Yang Terjadi Di Indonesia
Dari rangkaian gempa yang terjadi diatas dapat dipastikan bahwa gempa pertama dengan kekuatan 8.9R merupakan penyebab utama tsunami yang menghancurkan di pesisir barat Sumatra ke arah NAD, Thailand, India juga Sri Lanka. Gempa ini merupakan gempa dengan karakteristik yang sangat efektif membentuk tsunami, lantaran tipe sesarannya naik (thrust fault), dengan kemiringan sudut antar lempeng cukup tinggi (79o) dan sangat dangkal (10 km). Gempa susulan dengan kekuatan 5.8R dan 6.0R tidak cukup signifikan untuk melahirkan tsunami, meski tipe sesarnya naik dan dangkal.
Melihat perbedaan waktu terjadinya, gempa-gempa susulan ini dapat menimbulkan tsunami susulan, tetapi tidak akan lebih besar dari tsunami yang tiba pertama. Dari posisi sumber gempa pertama (8.9R), kedatangan gelombang tsunami di wilayah pesisir barat Sumatra akan cenderung membentuk gelombang tepi (edge wave). Gelombang tsunami jenis ini bergerak sejajar atau paralel dengan garis pantai, meski sifatnya juga merusak, tetapi kerusakan akan lebih parah terjadi apabila kedatangan gelombang tsunami cenderung tegak lurus kearah pantai. Meski demikian wilayah NAD mengalami kerusakan terparah dengan korban terbanyak dibanding kerusakan dan korban di negara lain, lantaran lokasinya yang relatif erat dari sumber asal tsunami.
Banyaknya korban di Sri Lanka dapat jadi disebabkan lantaran energi tsunami yang memang cenderung utuh semenjak terbentuknya, juga lantaran kedatangan gelombang tsunami di Sri Lanka lebih tegak lurus ke arah pantai. Meski kemungkinan gempa susulan masih ada, tetapi kemungkinan datangnya tsunami susulan akan lebih kecil. Bahkan dengan kekuatan dan kondisi gempa yang sama, tsunami yang terbentuk akan lebih kecil daripada tsunami yang terjadi pertama kali.
Energi tsunami dapat mencapai 10% dari energi gempa pemicunya. Bisa dibayangkan, gempa dengan kekuatan mencapai 9.0R akan menghasilkan energi yang setara dengan lebih dari 100.000 kali kekuatan bom atom Hiroshima, Jepang. Bentuk pantai, bentuk dasar maritim wilayah pantai, sudut kedatangan gelombang, dan bentuk depan gelombang tsunami yang tiba ke pantai akan sangat kuat terhadap kerusakan yang ditimbulkan. Karena beberapa alasan ini, sebagian pantai akan dilanda tsunami dengan tingkat kerusakan dan ketinggian arus yang berbeda dibanding pantai yang lain, meski letaknya tidak terlalu berjauhan. Daerah teluk akan menderita tsunami lebih parah akhir konsentrasi energi tsunami.
Banyaknya korban di Sri Lanka dapat jadi disebabkan lantaran energi tsunami yang memang cenderung utuh semenjak terbentuknya, juga lantaran kedatangan gelombang tsunami di Sri Lanka lebih tegak lurus ke arah pantai. Meski kemungkinan gempa susulan masih ada, tetapi kemungkinan datangnya tsunami susulan akan lebih kecil. Bahkan dengan kekuatan dan kondisi gempa yang sama, tsunami yang terbentuk akan lebih kecil daripada tsunami yang terjadi pertama kali.
Energi tsunami dapat mencapai 10% dari energi gempa pemicunya. Bisa dibayangkan, gempa dengan kekuatan mencapai 9.0R akan menghasilkan energi yang setara dengan lebih dari 100.000 kali kekuatan bom atom Hiroshima, Jepang. Bentuk pantai, bentuk dasar maritim wilayah pantai, sudut kedatangan gelombang, dan bentuk depan gelombang tsunami yang tiba ke pantai akan sangat kuat terhadap kerusakan yang ditimbulkan. Karena beberapa alasan ini, sebagian pantai akan dilanda tsunami dengan tingkat kerusakan dan ketinggian arus yang berbeda dibanding pantai yang lain, meski letaknya tidak terlalu berjauhan. Daerah teluk akan menderita tsunami lebih parah akhir konsentrasi energi tsunami.
Korban meninggal akhir tsunami terjadi biasanya lantaran tenggelam, terseret arus, terkubur pasir, terhantam serpihan atau puing, dan lain lain. Kerusakan lain akan mencakup kerusakan rumah tinggal, bangunan pantai, prasarana kemudian lintas (jalan kereta, jalan raya, dan pelabuhan), suplai air, listrik, dan telpon. Gelombang tsunami juga akan merusak sektor perikanan, pertanian, kehutanan, industri minyak berupa pencemaran dan kebakaran.
selanjutnya : Upaya Meringankan Bahaya Tsunami
Belum ada Komentar untuk "Kerusakan Jawaban Tsunami Di Samudera Hindia"
Posting Komentar