Interaksi Merupakan Sebagai Proses Sosial

Orang yang hidup menyendiri dan terasing dari lingkungan kehidupan manusia, contohnya hidup sendiri di tengah hutan belantara untuk selamanya, dipastikan tidak pernah mengadakan interaksi sosial. Padahal interaksi sosial ialah kunci dari semua kehidupan sosial. Artinya, tidak ada kehidupan bersama bagi orang tersebut, sekaligus tidak pernah ada proses sosial. Seandainya ada yang demikian, itu sifatnya kasuistis, alasannya ialah intinya orang tidak sanggup hidup sendirian tanpa bekerjasama dengan orang lain. Semenjak insan lahir, sudah memerlukan sumbangan orang lain. Kemudian selama perkembangan dalam kehidupannya, juga memerlukan sumbangan orang lain.
 
 Orang yang hidup menyendiri dan terasing dari lingkungan kehidupan insan Interaksi Merupakan Sebagai Proses Sosial
Setiap orang tidak sanggup hidup sendiri tanpa sumbangan orang lain

Untuk mencukupi kebutuhannya, seseorang tidak akan menanam padi sendiri, menuai sendiri, menggiling sendiri, menanak nasi sendiri, menciptakan periuk sendiri, menggali sumur sendiri, atau mencari ikan untuk diasinkan sendiri. Bahkan sehabis meninggalpun, setiap orang masih memerlukan sumbangan orang lain.

Manusia dalam kehidupan bersama, baik individuindividu, kelompok-kelompok, maupun individu-kelompok, senantiasa terdapat interaksi sosial. Jika suatu ketika gurumu meminta tolong padamu untuk menghapus papan tulis, berarti telah terjadi interaksi sosial antara gurumu dengan kamu. Interaksi sosial ini berlangsung antara individu dengan individu yang lain. Ketika kau mendapatkan pelajaran dari gurumu, acara tersebut merupakan teladan interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Dan ketika suatu klub bola voli bertanding melawan klub bola voli lain, acara tersebut merupakan teladan interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial ialah hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut korelasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam bentuk kerjasama, serta persaingan atau pertikaian.

Interaksi sosial tersebut menjadikan proses sosial. Proses sosial akrab kaitannya dengan konsep keragaman kehidupan sosial budaya masyarakat.

Proses sosial yang terjadi, berupa kerjasama, bahkan persaingan maupun pertikaian, lantaran adanya interaksi
sosial. Adanya pertemuan sekelompok orang, adanya pergaulan hidup, saling berbicara, saling berpandangan, berjabat tangan, lalu saling kerjasama dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama.

Proses sosial ialah imbas timbal balik antara banyak sekali segi kehidupan bersama. Proses sosial merupakan cara-cara berafiliasi para individu maupun kelompok yang saling bertemu, lalu terjadi perubahanperubahan yang bisa menggoyahkan cara-cara hidup yang telah ada. Pergaulan dan korelasi yang terjadi di antara mereka memerlukan waktu untuk menuntaskan sebuah proses.

Proses interaksi sosial gres akan berlaku apabila menghasilkan reaksi yang berbentuk hal-hal berikut.

1. Imitasi
Imitasi ialah menggandakan sesuatu yang dilakukan orang lain. Misalnya, menggandakan cara berpakaian, gaya rambut, gaya bicara, dan sikap lainnya. Meniru bisa berdampak baik atau sebaliknya. Meniru menjadi jelek jikalau sesuatu yang kita tiru merugikan diri sendiri dan tidak sesuai dengan kesopanan lingkungan. Meniru berlaku baik jikalau peniruan tersebut bermanfaat bagi kehidupan kita dan masyarakat menerimanya.

2. Sugesti
Sugesti ialah reaksi seseorang terhadap sesuatu secara pribadi dan tanpa dipikir terlebih dahulu. Jika seorang artis yang memakai handphone terbaru lalu diikuti oleh para siswa SMP, itu merupakan teladan sugesti. Sugesti bukan merupakan proses belajar, melainkan proses meningkatkan suatu reaksi yang sudah ada pada dirinya. Sugesti terjadi lantaran pihak yang mendapatkan proposal itu tergugah secara emosional tanpa dipikir terlebih dahulu.

3. Simpati
Pada ketika terjadi petaka tragedi banjir di Jakarta, tanah longsor di banyak sekali daerah, dan kesedihan para korban gempa, kita turut mencicipi kesedihan, itulah yang disebut simpati. Simpati sanggup berupa kasih sayang, merasa tertarik, dan bersedia untuk mengadakan kerjasama. Simpati merupakan kemampuan untuk mencicipi diri seolaholah dalam keadaan orang lain dan ikut mencicipi apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain. 
 
4. Identifikasi
Seseorang yang mencicipi menjadi korban tragedi merupakan bentuk identifikasi. Identifikasi lebih dalam daripada simpati. Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya terhadap orang lain pada umumnya akan meniru, terkena sugesti, dan merasa simpati.

Lain halnya dengan imitasi, sugesti, dan simpati tidak perlu disertai identifikasi. Identifikasi ialah kecenderungan atau harapan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Umumnya yang menjadi objek dari proses identifikasi ialah “sang idola”.

Interaksi sosial hanya akan terjadi antarmanusia, tidak terhadap benda mati. Meja atau dingklik yang dipukul sekeras apapun, tidak akan bereaksi lantaran memang tidak sanggup mencicipi sakit dan sebagainya. Rusaknya meja atau dingklik sebagai akhir dari pukulan yang keras, tidak akan menjadikan reaksi darinya. Seandainya patah atau rusak, bukan lantaran reaksi dari benda mati itu. Interaksi antara insan dengan binatang, tidak sanggup dilakukan dengan tepat lantaran korelasi timbal balik mereka tidak memakai bahasa yang saling dipahami. Mereka hanya memakai bahasa instruksi atau memakai bunyi atau bunyi-bunyian tertentu saja, dan bukan merupakan sebuah interaksi sosial.

Berbagai permasalahan masyarakat, konflik yang terjadi antarsuku bangsa, sanggup dipecahkan dengan mempelajari bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi, lalu mengetahui dan memahami kondisikondisi
yang sanggup menjadikan serta mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut. Akhirnya pengetahuan
tentang interaksi sosial, sanggup disumbangkan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.

Belum ada Komentar untuk "Interaksi Merupakan Sebagai Proses Sosial"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel