Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat ialah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hamalik (2005) merinci karakteristik kurikulum berbasis pada masyarakat meliputi:
a. Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis masyarakat:
1. Pembelajaran beroreantasi pada masyarakat, di masyarakat dengan acara berguru bersumber pada buku teks
2. Disiplin kelas menurut tanggungjawab bersama bukan menurut paksaan atau kebebasan
3. Metode mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan problem untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok
4. Bentuk hubungan atau kerjasama sekolah dan masyarakat ialah mempelajari sumber-sumber masyarakat, memakai sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut
5. Strategi pembelajaran mencakup karyawisata, insan (nara sumber), survai masyarakat, berkemah, kerja lapangan, dedikasi masyarakat, kuliah kerja nyata, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah sentra masyarakat.
5. Strategi pembelajaran mencakup karyawisata, insan (nara sumber), survai masyarakat, berkemah, kerja lapangan, dedikasi masyarakat, kuliah kerja nyata, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah sentra masyarakat.
b. Karakteristik materi pemebelajaran
Agar klasifikasi dan pembiasaan dengan tuntutan kewilayahan tidak meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan, kriteria tersebut antara lain:
1. Validitas, telah teruji kebenaran dan kesahihannya
2. Tingkat kepentingan yang benar-benar diharapkan oleh siswa
3. Kebermanfaatan, secara akademik dan non akademik sebagai pengembangan kecakapan hidup (life skill) dan mandiri
4. Layak dipelajari, tingkat kesulitan dan kelayakan materi didik dan tuntutan kondisi masyarakat sekitar
5. Menarik minat, sanggup memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut dengan menumbuhkembangkan rasa ingin tahu
6. Alokasi waktu, penentuan alokasi waktu terkait dengan keleluasan dan kedalaman materi
7. Sarana dan sumber belajar, dalam arti media atau alat peraga yang berfungsi mermberikan kemudahan terjadinya proses pembelajaran..
Agar klasifikasi dan pembiasaan dengan tuntutan kewilayahan tidak meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan, kriteria tersebut antara lain:
1. Validitas, telah teruji kebenaran dan kesahihannya
2. Tingkat kepentingan yang benar-benar diharapkan oleh siswa
3. Kebermanfaatan, secara akademik dan non akademik sebagai pengembangan kecakapan hidup (life skill) dan mandiri
4. Layak dipelajari, tingkat kesulitan dan kelayakan materi didik dan tuntutan kondisi masyarakat sekitar
5. Menarik minat, sanggup memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut dengan menumbuhkembangkan rasa ingin tahu
6. Alokasi waktu, penentuan alokasi waktu terkait dengan keleluasan dan kedalaman materi
7. Sarana dan sumber belajar, dalam arti media atau alat peraga yang berfungsi mermberikan kemudahan terjadinya proses pembelajaran..
c. Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan siswa, mestinya mempertimbangkan proteksi peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Juga materi pembelajaran dipilih haruslah yang sanggup menunjukkan pembekalan kemampuan/kecakapan kepada penerima didik untuk memecahkan problem dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai kecakapan hidup atau sanggup hidup berdikari dengan memakai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajari.
Kegiatan siswa, mestinya mempertimbangkan proteksi peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Juga materi pembelajaran dipilih haruslah yang sanggup menunjukkan pembekalan kemampuan/kecakapan kepada penerima didik untuk memecahkan problem dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai kecakapan hidup atau sanggup hidup berdikari dengan memakai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis pada masyarakat berperan sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan, sebahai kawan kerja yang memfasilitasi siswa dalam pemebelajaran. Sehingga menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter, kecakapan, dan keterampilan yang berpengaruh untuk dipakai dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar, serta menyebarkan kemampuan lebih lanjut dalam gunia kerja atau pendidikan lebih lanjut
d. Penilaian dalam kurikulum berbasis pada masyarakat
Penilaian merupakan serangkaian acara untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menaksirkan data wacana proses dan hasil berguru siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi gosip yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan acara berguru mengajar, oleh alasannya ialah itu disebut evaluasi berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengunpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (penugasan), kinerja (performance), dan tes tertlis. Guru menilai kompetensi dan hasil berguru siswa menurut tingkat pencapaian prestasi siswa selama dan sehabis acara berguru mengajar.
Berdasarkan karakteristik kurikulum berbasis masyarakat, maka pada hakekatnya karakteristik tersebut sanggup dijabarkan menjadi beberapa karakteristik lain sebagai berikut: Pertama, kurikulum bersifat realistik, alasannya ialah hal-hal yang dipelajari bersumber dari kehidupan yang nyata. Para siswa sanggup mengamati kenyataan sesungguhnya dalam masyarakat dan kehidupan masyarakat yang bersifat kompleks. Pengajaran ini pada gilirannya akan menyebarkan banyak sekali pengalaman dan pengetahuan yang mudah dan terpakai. Kedua, kurikulum menumbuhkan kerjasama dan integrasi antara sekolah dan masyarakat, alasannya ialah sekolah masuk dalam masyarakat dan masyarakat masuk dalam lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah sebagai barometer kondisi masyarakat. Karena itu seni administrasi yang sempurna adalag karyawisata dan insan sumber berguru dari masyarakat merupakan kesempatan yang sangat efektif bagi siswa dalam rangka perpaduan antara kedua institusi tadi. Dengan demikian kesenjangan antara sekolah dan masyarakat yang terjadi selama ini sanggup diminimalisir. Ketiga, kurikulum berbasis masyarakat menunjukkan kesempatan yang luas kepada siswa untuk berguru secara aktif penuh
kreativitas yang telah dianjurkan oleh teori berguru modern. Para siswa merencanakan sendiri, mencari tumpuan dan sumber gosip sendiri, melaksanakan acara proyek sendiri dan memecahkan banyak sekali problem sendiri, baik melalui berguru individual maupun berguru secara kelompok. Keempat, mekanisme pembelajaran memberdayakan semua metode dan teknik pembelajaran secara sistematik dan bervareasi. Seperti ceramah, diskusi kerja kelompok, presentasi, ekspo baik berguru di dalam kelas maupun di luar kelas. Strategi pembelajaran ditata sedemikian rupa secara vareatif dalam rangka pembelajaran multi sistem ibarat ada tatap muka, tudas mandiri, survai dan observasi.Kelima, pengembangan kurikulum berbasis masyarakat membantu siswa semoga bisa berperan dalam kehidupan kini ini. Artinya hal-hal yang telah ada dipelajari sehingga berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi tantangan yang ada cukup umur ini. Rumusan kurikulum ini menunjukkan pandangan bahwa hasil pendidikan di sekolah itu sanggup diterapkan di lingkungan siswa daerah mereka tinggal. Makara pendidikan ibarat ini bahu-membahu membekali siswa hidup di lingkungan masyarakat menjadi lebih berguna.
Pendapat ini dilandasi perkiraan bahwa setiap masyarakat mengalami perubahan yang cepat untuk mengantisipasinya oleh kurikulum yang berbasis masyarakat. Keenam, kurikulum berbasis masyarakat menyediakan sumber-sumber berguru yang berasal dari masyarakat. Semua sumber di masyarakat sebagai laboratorium untuk praktek sesuai kepentingan pembelajaran siswa. Masyarakat secara keseluruhan mempunyai banyak sekali dimensi seperti; keluarga, teknologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan kehidupan macam lainnya. Dimensi-dimensi tersebut masing-masing mengandung aspek manusiawi, kelembagaan, sistem kehidupan, metode kerja, dan kondisi situasi dengan karakteristiknya sendiri.
Belum ada Komentar untuk "Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat"
Posting Komentar