Makna Yang Terkandung Dalam Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sasaran KBK pada penguasaan kompetensi dalam bidang-bidang simpel terutama pekerjaan keahlian baik kompetensi teknis, vokasional maupun profesional. Suatu bidang pekerjaannya kiprah utamanya berkenaan dengan kompetensi perbuatan, perilaku, performance yang pertanda kecakapan, kebisaan, keterampilan melaksanakan sesuatu kiprah atau peranan secara standar ibarat yang dituntut oleh suatu okupasi (Nana Syaodih, 2004).
Makna yang terkandung dan tersirat dalam KBK terdiri dua hal, yaitu: Pertama KBK mengharapkan adanya hasil dan imbas yang dibutuhkan muncul pada diri penerima didik melalui serangkaian pengalaman berguru yang bermakna, dan kedua KBK memperlihatkan peluang pada siswa sesuai dengan keberagaman yang dimiliki masingmasing. Dalam KBK, siswa tidak sekedar dituntut untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana konsep yang dipelajari berdampak pada sikap dan pola pikir dan bertindak sehari-hari. Kemudian dalam KBK menghargai bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan, minat, dan talenta yang berbeda sehingga diberikan peluang kepada siswa tersebut untuk berguru sesuai dengan keberagaman dan kecepatan masing-masing. Oleh alasannya yaitu itu dalam KBK, proses pemebelajaran harus didesain supaya sanggup melayani setiap keberagaman tersebut.
Berdasarkan makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum mempunyai karakteristik utama sebagai berikut: Pertama, KBK memuat sejumlah kompetensi dasar sebagai kemampuan standar minimal yang harus dikuasai dan dicapai siswa. Kedua, implementasi pemebelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu. Ketiga, penilaian dalam KBK menekankan pada penilaian dan proses belajar.
William E. Blank (l982) menjelaskan bahwa KBK mempunyai karakteristik. Pertama, materi yang dipelajari merupakan bidang spesifik, materi disajikan dalam bentuk kompetensi-kompetensi yang dinyatakan secara terang dan menjelaskan mengenai apa yang sanggup dilakukan penerima didik sesudah menuntaskan kegiatan pembelajaran. Kedua, kegiatan pembelajaran berfokus pada peserta, media, dan materi berguru yang dirancang untuk membantu penerima didik belajar, proses berguru diadaptasi dengan kebutuhan siswa, dalam penilaian diadaptasi dengan performansi. Ketiga, menyediakan waktu yang cukup bagi penerima dalam menguasai kompetensi-kompetensi sebelum diizinkan beralih ke kompetensi lain. Keempat, setiap penerima didik mendemonstrasikan kompetensi yang telah diselesaikannya. Performansi ditunjukan penerima didik dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci dibandingkan dengan pernyataan di atas, yaitu:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi KBK pada dasarnya sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
2. Beroreantasi pada hasil berguru dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan contoh kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa.
3. Penyampaian dalam pembelajaran memakai pendekatan dan metode yang bervareasi sesuai dengan keberagaman siswa
4. Sumber berguru bukan hanya guru, tetapi sumber berguru lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa berguru dari banyak sekali macam sumber belajar.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil berguru dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses berguru sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
Setlah kita memahami karakteristik KBK, maka bergotong-royong apa yang ingin dicapai oleh kurikulum berbasis kompetensi yaitu menyebarkan penerima didik untuk menghadapi kiprahnya di masa mendatang dengan cara menyebarkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Life skill merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk terbiasa berani menghadapi masalah kehidupan secara masuk akal kemudian secara kreatif mencari solusi untuk mengatasinya. Adapun tujuan kecakapan hidup ini adalah:
Mengaktualisasikan potensi penerima didik sehingga sanggup dipakai untuk memecahkan problema yang dihadapi
1. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk menyebarkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad based education)
2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah dengan memperlihatkan peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai dengan administrasi berbasis sekolah (School Based Management)
Belum ada Komentar untuk "Makna Yang Terkandung Dalam Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi"
Posting Komentar