Mengenal Disiplin Sejarah Dalam Ilmu-Ilmu Sosial
Sejarah ialah studi wacana kahidupan insan di masa lampau. Para sejarahwan tertarik dengan semua aspek acara insan di masa lampau: politik, hukum, militer, sosial , keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan dengan seni, musik, arsitektur Islam, literatur), keilmuan dan intelektual. Seorang sejarahwan mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari aspek-aspek acara insan (sosial,militer, seni), pada sejarah negara tertentu atau wilayah geografis (Amerika Serikat, Afrika, Asia Tenggara, Timur Tengah), pada periode waktu tertentu (Abad Pertengahan, Zaman Keemasan Yunani, Zaman Kejayaan Islam, Abad Nuklir, Abad Informasi), pada peristiwa-peristiwa penting (Perang Dipenogoro, Perang Kemerdekaan Indonesia, Perang Saudara di Amerika Serikat, Kelaparan di Afrika, Revolusi Indusri), atau kepribadian orang terkemuka (Bung Karno, Bung Hatta, Julius Caesar, Mahatma Gandhi, Eleanor Roosevelt, Martin Luther King, Jr.).
Ada perdebatan wacana apakah kajian sejarah ini lebih sempurna digolongkan sebagai ilmu sosial atau salah satu potongan dari humaniora. Masalah ini muncul disebabkan adanya beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh para sejarahwan dalam perjuangan menggambarkan kehidupan masa lampau secara cermat dan ilmiah. Salah satu keterbatasannya ialah kurangnya catatan-catatan yang lengkap dari peristiwa-peristiwa masa lalu. Masalah ini merupakan keterangan yang sangat penting bagi sejarahwan dalam mengkaji kehidupan insan pada zaman pra sejarah, yakni insan yang hidup sebelum ditemukannya tulisan. Bahkan apabila ada catatan tertulis, itu pun biasanya terpencar-pencar dan tidak lengkap. Sebagian dari keterangan itu mungkin telah musnah oleh api, oleh banjir, atau oleh cuaca. Tidak ada seorang pun yang sanggup memastikan, keterangan mana yang masih terpelihara. Keterangan yang bertahan mungkin tergantung pada kekuasaan. Keterangan-keterangan wacana perang dan penaklukan suatu bangsa sanggup terpelihara tergantung kepada siapa yang menang: “Selama berabad-abad, sejarah ditulis oleh para pemenang, bukan oleh yang dikalahkan” (Woolover and Scott, 1988).
Masalah kedua: “Keterangan masa lampau bukan hanya tidak lengkap dan tidak sanggup diperbaiki, namun juga terkadang berat sebelah (lopsided) dan menyimpang (biased)” (Woolover and Scott, 1988). Penyimpangan dalam catatan sejarah disebabkan oleh beberapa faktor. Penyimpangan dalam catatan sejarah mungkin diakibatkan oleh kenyataan bahwa banyak orang yang meninggalkan catatan sejarah yang lebih lengkap (seperti orang-orang Eropa) dari pada orang lainnya (seperti orang-orang Afrika atau orang-orang Indian Amerika). Hal ini sanggup mengakibatkan kita berlebih-lebihan atau menganggap rendah peranan orang-orang tertentu dalam membagi peristiwa-peristiwa dunia pada masa lampau dan masa kini.
Penyimpangan sanggup juga muncul dalam sejarah umat insan tertentu (Yunani kuno, para pemukim Amerika, atau orang-orang Amerika selama perang Saudara) lantaran banyak kelompok menyimpan catatan-catatan yang lebih lengkap daripada kelompok lainnya. Keterangan-keterangan sejarah yang kita miliki dalam setiap periode jauh lebih lengkap berada pada orang-orang terdidik, melek ilmu, kelompok elite, dan penguasa yang mungkin hanya 5% dari keseluruhan penduduk. Sejarah umat insan lainnya - orang biasa, kelas pekerja, kelas bawah, orang yang sukar berbicara - kurang dikenal. Sejarah berdasarkan pandangan arus bawah ketika ini sedang menjadi perhatian para sejarahwan. Gross (1981:4) menyatakan “Sejarah dari arus bawah yang ketika ini cukup terkenal menerima perhatian dari elite penguasa dan orang-orang besar, apakah yang terjadi di dalam masyarakat yang bahwasanya dengan memfokuskan perhatian pada kehidupan, permasalahan, dan bagaimana kontribusinya”. Perhatian ketika ini dalam “penemuan kembali” sejarah perempuan dan kelompok minoritas Amerika (orang-orang kulit hitam, Latin, Asia, dsb.) merupakan potongan penting dari upaya untuk mengurangi penyimpangan penghilangan sejarah. Hanya dengan mengkaji dan menciptakan laporan kehidupan umat insan pada masa lampau para sejarahwan sanggup mulai mendekati tujuan deskripsi peristiwa-peristiwa masa lampau dan masa kini secara lengkap dan akurat.
Penyimpangan sejarah juga sanggup disebabkan oleh sejumlah faktor lain (Woolover and Scott, 1988). Faktor ini mencakup kecenderungan untuk (1) memfokuskan pada peristiwa-peristiwa dan langsung orang gila dan spektakuler, (2) menulis sejarah yang menggambarkan penyimpangan berdasarkan nasionalisme atau ras dari sejarahwan. (3) menilai insiden dan orang zaman dahulu dengan nilai dan ukuran sekarang, dan (4) membiarkan pengetahuan kita wacana insiden sejarah kontemporer mempengaruhi analisis, misalnya, alasannya dan akibat.
Ada dua pendekatan utama untuk mengatasi permasalahan perolehan data yang tidak lengkap atau mungkin menyimpang. Para sejarahwan deskriptif (atau naratif) memakai pendekatan agak berbau sastra untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lampau ; karyanya mungkin mempunyai nilai artistik namun kurang obyektif yang menjadi karakteristik ilmu sosial. Para sejarahwan ini mungkin menyetujui bahwa karyanya mempunyai bobot seni yang sama dengan bobot ilmu, mereka memasukkan sejarah ke dalam humanitis dan para sejarahwan ini bukan sebagai “ilmuwan sosial”. Namun semakin banyak pula para sejarahwan menganggap`dirinya sebagai sejarahwan ilmiah, komitmennya terhadap perilaku dan metoda ilmiah sebagai pendekatan untuk menemukan dan merumuskan kehidupan masa lampau sama komitmennya dengan ilmuwan sosial lainnya. Dari uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa para sejarahwan ialah ilmuwan sosial sepanjang mereka memakai perilaku dan metoda ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis data serta merumuskan kesimpulan secara sistematis, obyektif, dan lengkap.
Namun, para sejarahwan ilmiah tidak puas hanya dengan mengumpulkan majemuk fakta yang diuji secara random. Mereka pun mencari referensi dan petunjuk dari peristiwa-peristiwa masa lampau, balasannya dalam bentuk pengembangan konsep, generalisasi dan idealnya - teori . Namun tidak dipungkiri pula bahwa perlu adanya nilai seni dalam goresan pena sejarah biar selalu menarik perhatian dan sanggup dibaca oleh generasi yang akan datang.
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Disiplin Sejarah Dalam Ilmu-Ilmu Sosial"
Posting Komentar