Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Peristiwa

Sejarah sebagai insiden ialah kejadian, kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto atau an sich yang bergotong-royong telah terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau, sejarah serba obyek, atau sejarah sebagai kenyataan. 

 Sejarah sebagai insiden ialah insiden Ruang Lingkup Sejarah sebagai Peristiwa

Semua yang terjadi pada masa kemudian merupakan insiden atau kenyataan sejarah. Kenyataan sejarah itu intinya objektif, artinya suatu kenyataan insiden yang memang benar-benar terjadi pada masyarakat manusia. Bagaimana insiden itu sanggup dikatakan ada terjadi secara kongkrit ? Bagaimana kita sanggup mengenal terhadap insiden sejarah ?. Peristiwa itu sanggup kita kenal melalui bukti-bukti sejarah yang sanggup menjadi saksi terhadap insiden yang telah terjadi.

Peristiwa yang dipelajari dalam sejarah ialah insiden yang berkaitan dengan kehidupan insan baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Manusia intinya merupakan mahluk yang multidimensi artinya citra insiden insan sanggup dilihat dari banyak sekali aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan tersebut contohnya aspek politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Gambaran insiden individu dan kelompok itu bisa dilihat dari aspek-aspek tersebut.

Bagaimanakah suatu insiden itu terjadi ?. Dalam sejarah, insiden itu terjadi di antaranya lantaran adanya korelasi alasannya ialah akibat, baik yang bersifat internal maupun eksternal dari insiden itu. Intertnal disebabkan faktor yang ada dalam insiden itu sendiri, misalkan lahirnya pergerakan nasional di Indonesia pada awal masa ke-20 (1908) disebabkan oleh lahirnya kaum berakal sebagai dampak dari politik pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda melalui politik etis. Secara eksternal atau faktor luar yang mendukung pada pergerakan kebangsaan di Indonesia, contohnya disebabkan oleh kemenangan perang Jepang atas Rusia 1904/1905

Sebab biasanya merupakan syarat utama bagi timbulnya atau hasilnya sesuatu. Syarat tersebut bisa berupa kondisi tertentu. Sebab suatu insiden bisa bersifat tunggal atau alasannya ialah utama, bisa pula bersifat multi alasannya ialah atau lebih dari satu. Sebagai tumpuan insiden perang terjadi disebabkan oleh konflik militer yang tidak sanggup diselesaikan oleh dua negara yang bersengkata. Dapat pula secara multi sebab, konflik militer bisa disebabkan oleh aspek-aspek lainnya selain konflik militer yang menjadi penyebab utama, contohnya konflik perbatasan, kepentingan ekonomi, kepentingan politik dalam negeri dan sebagainya. 

Dalam sejarah umat manusia, insiden sejarah sanggup merupakan suatu perubahan kehidupan. Sebab sejarah pada hakekatnya ialah sebuah perubahan. Sejarah mempelajari kegiatan insan dalam konteks waktu. Dengan melihat aspek waktu tersebut maka akan terlihat perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan kehidupan tersebut sanggup berupa aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya. Aspek-aspek tersebut mempunyai korelasi yang saling terkait. Sebagai tumpuan suatu insiden ekonomi bisa disebabkan oleh aspek politik, sosial, dan budaya, juga sebaliknya. 

Peristiwa politik biasanya insiden kehidupan insan yang berkaitan dengan kekuasaan. Kekuasaan sanggup bekerjasama dengan penguasa, negara, pemerintahan, keputusan-keputusan pemerintah, partai politik, undang-undang, keterlibatan masyarakat dalam politik contohnya pemilu, dan lain-lain. Penguasa bisa seorang raja, presiden, pemimpin partai. Terdapat pula orang-orang tertentu yang bukan penguasa tetapi mempunyai dampak terhadap kekuasaan yang biasanya orang-orang tersebut dikatagorikan sebagai “orang-orang besar”, misalkan seorang tokoh masyarakat yang mempunyai kharisma di mata masyarakatnya.

Peran seorang penguasa sanggup menjadi suatu insiden politik, contohnya tugas yang dilakukan oleh Daendels ketika menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Salah satu tindakan dari keputusan politiknya yang sangat penting bagi sejarah Indonesia ialah pembuatan Jalan Raya yang terbentang dari ujung barat Pulau Jawa yaitu Anyer hingga dengan ujung timur pulau Jawa yaitu Panarukan. Pembuatan jalan raya ini berawal dari keputusan politik Daendels yang bertigas mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris, tetapi kemudian berakibat pada aspek-aspek lainnya. Pembangunan jalan raya sebagai suatu sebab, sanggup berakibat pada aspek-aspek lain yang tidak lagi merupakan insiden politik. Aspek-aspek lain tersebut contohnya pertumbuhan kota-kota di Jawa Barat yang dilalui jalan raya. Kota-kota tersebut contohnya Bogor, Cianjur, Bandung, Sumedang dan kota-kota lainnya. 

Di antara kota-kota tersebut terbangun jalur ekonomi, lantaran jalan tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi bagi barang-barang yang dihasilkan oleh kawasan tersebut. Di dalam kota-kota tersebut memungkinkan tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat, masyarakat gampang berinteraksi secara ekonomi lantaran terdapat sarana transportasi, kegiatan perdagangan antar masyarakat semakin meluas. Bahkan secara sosial sanggup menyebabkan suatau kegiatan perjuangan jasa, contohnya jasa pengangkutan barang yang memakai gerobak kuda. Berdasarkan tumpuan di atas dapatlah dilihat yaitu insiden politik sanggup menjadi alasannya ialah terhadap peristiwa-peristiwa lainnya ibarat insiden ekonomi dan sosial.

Selain tugas individu dalam politik tugas kelompok juga sanggup menjadi insiden politik. Misalkan insiden tugas yang dilakukan oleh partai politik dalam kampanye. Partai politik merupakan kumpulan individu-individu yang berkumpul untuk mencapai tujuan-tujuan politiknya yang biasanya mereka perjuangkan nanti di parlemen. Kegiatan kampanye merupakan cuilan dari kegiatan pemilu. Kegiatan pemilu sanggup memperlihatkan bagaimana individu-individu itu berperilaku. Dalam kegiatan kampanye antar partai berlomba-lomba dengan banyak sekali jargon yang mereka ungkapkan untuk meraih masanya. 

Kegiatan kampanye sebagai insiden politik sanggup menjadi alasannya ialah terhadap peristiwa-peristiwa lainnya. Misalnya apabila kampanye itu dilakukan dengan tidak tertib sanggup berakibat lahirnya insiden konflik sosial atau kerusuhan. Selain berakibat secara sosial, kampanye sanggup pula berakibat pada kegiatan ekonomi. Misalnya setiap partai politik mempunyai identitasnya masing-masing. Identitas tersebut sanggup dilihat pada bendera dan kaos yang dipakai oleh massanya. Untuk kegiatan kampanye, identitas tersebut harus digunakan, dan membutuhkan jumlah yang cukup banyak. Pemenuhan identitas tersebut mustahil dilakukan oleh partai itu sendiri, lantaran partai lebih berkonsentrasi pada kegiatan politik. Akibatnya tumbuhlah para pengusaha atau penjual bendera dan kaos partai politik. Terjadi perdagangan bendera dan kaos partai dalam jumlah yag lebih besar. Bagi sekelompok pedagang atau pengusaha, ini merupakan insiden ekonomi yang sangat menguntungkan. 

Demikian pula ketika partai politik melaksanakan kampanye yang biasanya dilakukan di lapangan terbuka yang luas dan membutuhkan kerumunan massa yang cukup besar, maka bagi sekelompok pedagang makanan khususnya pedagang kecil, kerumunan massa ini merupakan potensi untuk mencari konsumen dalam rangka menjual dagangannya. Dalam kegiatan kampanye ini ternyata terjadi insiden ekonomi, yaitu terjadinya transasksi dagang antara pedagang makanan yang menjajakan di tempat berlangsungnya kampanye dengan massa pendukung partai.

Dalam sejarah Indonesia, peristiwa-peristiwa politik tersebut sanggup dilihat dari kegiatan Pemilu yang pertama pada tahun 1955 hingga dengan pemilu terakhir pada tahun 1999. Bagi mereka yang menglaminya pelaksanaan pemilu, sanggup melihat secara pribadi dari lingkungan terdekat atau lingkungan sekitarnya bagaimana perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada dikala itu ketika pemilu itu berlangsung, apakah masyarakat terkonsentrasi sepenuhnya pada kegiatan politik, atau adakah kegiatan ekonomi masyarakat dalam rangka pemilu, atau kegiatan-kegiatan lainnya di luar kegiatan yang bersifat politik. 

Peristiwa ekonomi merupakan insiden yang menggambarkan kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi. Ciri utama dari kegiatan ekonomi ialah adanya produksi dan pertukaran hasil produksi dalam bentuk kegiatan jual beli. Produk yang diperjual belikan bisa berbentuk barang atau jasa. 

Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia, tidak hanya dilihat sebagai insiden politik belaka, sanggup pula dilihat sebagai insiden ekonomi. Misalkan kebijakan pemerintah kolonial Belanda ihwal tanam paksa atau cultuurstelsel dan diberlakukannya Undang-Undang Agraria 1870. Sistem Tanam Paksa dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda intinya merupakan problem ekonomi yang dihadapi oleh pemerintah Belanda. Kas negara pemerintah Belanda mengalami kekosongan yang disebabkan oleh pembiayaan perang. Untuk memenuhi kekosongan kas negara tersebut, maka pemerintah Belanda menjadikan wilayah jajahannya sebagai sumber komoditas ekonomi, yaitu Indonesia. Sebagai pelaksanaan sistem tanam paksa maka ditanamlah tanam-tanaman yang laris di pasaran dunia atau tumbuhan ekspor. 

Pemerintah Belanda mendapat laba yang sangat besar dari pelaksanaan sistem tanam paksa tersebut. Keuntungan itu diperoleh lantaran pemerintah Belanda tidak banyak mengeluarkan ongkos produksi yang besar. Dalam penanaman dipakai buruh yang tidak diupah secara bebas, tatapi buruh yang mempunyai wajib kerja. Akibat sosial yang terjadi dalam masyarakat di Indonesia, ialah timbulnya kemiskinan bahkan kelaparan. Terjadi selesai hidup penduduk di beberapa kawasan lantaran kelaparan. Ternyata bagi penduduk, tanam paksa tidak memperlihatkan kesejahteraan secara ekonomis. Dampak-dampak negatif inilah yang kemudian menjadi salah satu alasannya ialah dihapuskannya sistem tanam paksa.

Sebagai pengganti dari sistem tanam paksa yaitu diberlakukannya Undang-Undang Agraria 1870. Pemberlakuan Undang-Undang tersebut sanggup dilihat sebagai suatu insiden ekonomi. Undang-undang ini mengandung unsur liberalisasi ekonomi, lantaran yang menjadi penyelenggara utama ekonomi bukan lagi pemerintah ibarat halnya dalam tanam paksa, tetapi pihak swasta sebagai penyelenggara. Pemberlakuan Undang-undang Agraria 1870 menjadikan datangnya para investor absurd yang menanamkan modalnya di Indonesia. Peristiwa ekonomi yang sanggup dilihat dari diberlakukannya Undang-undang Agraria 1870 tersebut yaitu semakin luasnya dibuka perjuangan perkebunan. 

Perkebunan merupakan bentuk kegiatan ekonomi yaitu adanya produksi berupa hasil tanam-tanaman ibarat teh, karet, kopi, kina, tembakau, coklat, dan lain-lain. Hasil-hasil perkebunan tersebut ada yang diolah di pabrik-pabrik yang kemudian hasil olahan tersebut dijual. Usaha produksi dan jual beli produk perkebunan ternyata berdampak pada usaha-usaha jasa baik secara ekonomi maupun sosial. Secara sosial tumbuh model buruh yang berbeda dengan masa tanam paksa. Pada masa tanam paksa buruh yang dipakai ialah buruh yang wajib kerja, mereka tidak diupah dengan kerja bebas. Sedangkan masa diberlakukannya Undang-undang Agararia muncul model buruh yang bebas, mereka digajih atau diupah sesuai jam kerja dan hasil pekerjaannya. Mereka bekerja tidak dipaksa. Untuk menarik produk-produk perkebunan baik ke pabrik atau dari pabrik ke tempat penjualan membutuhkan perjuangan jasa pengangkutan, sehingga tumbuh perjuangan jasa angkutan.

Peristiwa ekonomi sebagai sejarah masyarakat insan Indonesia, tidak hanya dilihat pada masa penjajahan. Sejarah kontemporer atau masa sekarang sanggup dilihat juga sebagai insiden sejarah. Pada perkembangan sejarah ekonomi yang kontemporer, kita bisa melihat kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar lingkungan kita, baik kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Sebagai tumpuan kita bisa melihat perubahan atau jatuh bangunnya perjuangan yang dilakukan oleh para pengrajin di sekitar lingkungan tetangga kita. Bagaimana perjuangan kerajinan itu dirintis, berkembang pesat pada tahun-tahun tertentu dan mungkin mengalami kebangkrutan. Berbagai alasannya ialah perjalan sejarah kegiatan ekonomi pengrajin tetangga bisa kita cari. Apakah kebangkrutannya disebabkan oleh modernisasi teknologi, managemen perusahaan, interes masyarakat pada produk kerajinan, atau sebab-sebab lainnya.

Pertumbuhan industri besar yang terjadi di sekitar kita sanggup juga dilihat sebagai insiden ekonomi. Bagaimana industri besar itu berdampak kepada kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar. Misalkan di beberapa kota tumbuh pabrik-pabrik besar. Pabrik-pabrik tersebut membutuhkan lahan yang cukup luas. Maka banyak kebun-kebun atau sawah-sawah yang merupakan sumber kehidupan ekonomi masyarakat menjadi tergusur. Terjadi perubahan sosial dalam diri masyarakat, contohnya msyarakat yang semula berprofesi sebagai petani berkembang menjadi buruh pabrik, tukang ojeg, sopir angkot, buruh bangunan, dan lain-lain. Masyarakat di sekitar pabrik kegiatan ekonomi tidak lagi menjadi petani, tetapi beralih ke sektor jasa.

Peristiwa sosial merupakan insiden sejarah yang terjadi atau timbul sanggup disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya. Seperti telah dicontohkan di atas insiden ekonomi dan politik sanggup berdampak pula pada insiden sosial. Peningkatan ekonomi dalam satu kelompok masyarakat sanggup berakibat terjadinya perubahan sosial. Pertumbuhan pabrik-pabrik sanggup pula meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar. Ketika menjadi petani masyarakat di sekitar, hanya bisa menyekolahkan anaknya hingga jenjang SLTP. Tetapi ketika ia beralih ke profesi jasa dengan tumbuhnya pabrik, masyarakat di sekitar bisa menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi tinggi. Perubahan sosial terjadi yaitu di lingkungan masyarakat sekitar sudah mulai banyak orang-orang yang mempunyai pendidikan yang lebih baik. Dengan pendidikan yang lebih baik, memungkinkan bagi masyarakat di sekitar sanggup melaksanakan pilihan-pilihan pekerjaan yang profesional.

Peristiwa sejarah terjadi dalam lingkup spasial atau ruang yang beragam. Mulai dari ruang lingkup spasial yang lebih kecil hingga kepada ruang lingkup yang lebih besar.Ruang lingkup spasial secara administratif pemerintahan bisa mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi, negara dan dunia. Sebuah insiden sejarah bisa saja terjadi hanya di desa tertentu saja, misalkan bagaimana perubahan pada masyarakat pedesaan di Jawa dengan adanya Tanam Paksa, apakah mereka tetap menjadi petani, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya. 

Dalam ruang lingkup spasial yang lebih kecil insiden sejarah sanggup pula terjadi pada sebuah keluarga. Keluarga bukan hanya sekedar unit tempat tinggal, keluarga secara sosiologis merupakan unit ekonomi dan sebuah komunitas moral. Pertumbuhan ekonomi dalam sebuah desa yang homogen sanggup dilihat dari kegiatan-kegiatan ekonomi keluarga. Misalnya terdapat suatu desa pengrajin, semua keluarga yang tinggal pada desa itu merupakan pengrajin tikar. Jatuh bangunnya kegiatan ekonomi pada desa tersebut bisa dilihat dari peristiwea-peristiwa ekonomi yang terjadi pada keluarga-keluarga yang ada di desa tersebut. 

Peristiwa-peristiwa keluarga yang bisa kita lihat contohnya bagaimana keluarga itu memproduksi dan menjual hasil-hasil kerajinannya, bagaimana sistem managemennya, apakah ada korelasi dengan sistem korelasi atau sistem lainnya. Kalau ada korelasi dengan sistem kekeluargaan, maka kita sanggup melihat bagaimana insiden komitmen nikah yang dilakukan oleh keluarga-keluarga pengrajin tersebut, apakah untuk memperkuat bisnisnya mereka menikahkan puteraatau puterinya dengan sesama saudara atau tetangga yang berprofesi sebagai pengrajin tikar. Dengan demikian insiden keluarga yang merupakan suatu insiden dalam ruang lingkup spasial yang lebih kecil, sanggup berakibat pada insiden ekonomi dalam spasial yang lebih luas.

Kehidupan keluarga sanggup dilihat pula pada biografi yang biasanya menceritakan seorang tokoh. Dalam biografi tersebut banyak hal yang bisa kita lihat kehidupan dari sebuah keluarga. Peristiwa-peristiwa penting dalam keluarga bisanya ditampilkan oleh tokoh biografi tersebut. Tokoh yang ditulis akan menceritakan peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi pada dirinya dan keluarganya, mulai insiden ia dilahirkan, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, insiden menikah, korelasi ia dengan anggota keluarga dan masyarakat, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya.

Berdasarkan pada uraian di atas maka sanggup disimpulkan bahwa sejarah sebagai insiden ialah suatu kenyataan yang objektif, artinya kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini ada sanggup dilihat dari fakta-fakta sejarahnya. Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut sanggup dilihat dari banyak sekali aspek kehidupan manusia, ibarat insiden politik, ekonomi dan sosial.

Belum ada Komentar untuk "Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Peristiwa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel