Hikmah Dan Faidah Puasa Pada Bulan Ramadhan
Di antara nama-nama Allah Ta’ala ialah Al-Hakim. Dan dzat yang hakim itu disifati dengan sifat hikmah. Sedangkan pesan tersirat itu ialah bersikap bijaksana dalam urusan dan menempatkan sesuatu sesuai tempatnya. Dan konsekuensi dari salah satu nama diantara nama-nama Allah Ta’ala ini ialah bahwa semua apa yang Dia ciptakan dan Dia syariatkan itu untuk pesan tersirat yang agung, hal ini akan diketahui oleh orang yang mengetahuinya sedangkan orang yang jahil maka ia tidak mengetahuinya.
Adapun puasa yang telah Allah Ta’ala telah syariatkan dan wajibkan kepada hamba-Nya itu memiliki pesan tersirat yang agung dan memiliki faidah yang melimpah ruah. Di antara pesan tersirat puasa
adalah:
- Puasa merupakan ibadah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya, dengan meninggalkan hal-hal yang ia sukai ibarat makan, minum, dan hubungan badan. Supaya dengan amalan ini ia dapat menggapai keridhaan dari Rabbnya dan mendapat kemenangan di negeri kemuliaan-Nya. Maka dari itu akan menjadi terang bagi seseorang yang mengutamakan kecintaannya kepada rabbnya daripada kecintaan terhadap dirinya sendiri, dan lebih mengutamakan negeri darul abadi daripada kehidupan dunia.
- Puasa merupakan alasannya untuk meraih ketaqwaan, jikalau seseorang melaksanakan lantaran meyakini wajibnya aturan berpuasa tersebut.
Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kau semoga kau bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Maka orang yang berpuasa itu diperintahkan semoga bertaqwa kepada Allah Ta’ala, yaitu dengan menjalankan puasa semata-mata lapang dada karena-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan ini merupakan tujuan terbesar dari ibadah puasa. Dan bukanlah tujuan puasa itu untuk menyiksa orang yang berpuasa dengan meninggalkan makan, minum, dan berafiliasi badan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan palsu, serta kebodohan, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya meski ia meninggalkan makan dan minum.” (HR Bukhari)
Ucapan palsu ialah setiap ucapan yang diharamkan, di antaranya ibarat berdusta, ghibah, mencela, dan yang lainnya dari jenis ucapan-ucapan yang diharamkan. Sedangkan perbuatan palsu ialah melaksanakan perbuatan yang diharamkan, ibarat memusuhi insan dengan bersikap khianat, mencela, memukul badan, mengambil harta dan lain sebagainya. Dan masuk dalam kategori ini ialah mendengarkan sesuatu yang diharamkan, ibarat mendengarkan nyanyian-nyanyian dan ma’azif yang diharamkan. Al-ma’azif yaitu semua alat yang sia-sia.
Dan arti kebodohan ialah ketololan, yaitu tidak lurus dalam ucapan dan perbuatan. Maka apabila seorang yang berpuasa itu berjalan sesuai dengan konsekuensi dari ayat dan hadits ini, pasti puasanya menjadi perantara untuk mentarbiyah diri langsung dan mendidik akhlaknya, dan semoga istiqamah dalam menempuhnya. Dan tidaklah ia keluar dari bulan Ramadhan itu melainkan dalam keadaan benar-benar mendapat dampak (pengaruh) yang dalam (dari puasanya), dimana pengaruh
ini nampak pada diri, etika dan kehidupannya.
Baca Juga : Mengenal Lebih Dalam Hikmah Dan Keutamaan Berpuasa
Baca Juga : Mengenal Lebih Dalam Hikmah Dan Keutamaan Berpuasa
Belum ada Komentar untuk "Hikmah Dan Faidah Puasa Pada Bulan Ramadhan"
Posting Komentar