Mengenal Disiplin Ilmu Politik Dalam Ilmu-Ilmu Sosial

Para ilmuwan politik mempelajari kebijakan umum (public policies). Mereka tertarik dengan perkembangan dan penggunaan kekuasaan insan di dalam masyarakat, khususnya yang tercermin dalam pemerintahan. Pada dikala ini, para ilmuwan politik telah memperluas perhatiannya dengan memasukkan kekerabatan antara kebijakan umum dan masyarakat.

Bidang khusus ilmu politik mencakup sentra perhatiannya perihal tingkatan pemerintahan (atau organisasi politik lainnya) atau banyak sekali fungsi pemerintahan. Bidang-bidang perhatian khusus yang didasarkan pada tingkatan pemerintahan mencakup negara dan pemerintahan daerah, pemerintah sentra (nasional), kekerabatan internasional (politik internasional). Pada setiap pemerintahan, para ilmuwan politik sanggup mengkhususkan lagi, misalnya, pada satu bentuk pemerintahan nasional, ibarat monarki, diktator, atau demokrasi.

Bidang-bidang kajian khusus yang didasarkan pada fungsi-fungsi pemerintahan mencakup proses pelaksanaan parlemen (pembuatan undang-undang), sistem peradilan (interpretasi undang-undang), dan proses direktur (pelaksanaan undang-undang). Bidang-bidang spesialisasi komplemen mencakup kajian perihal aturan publik, sikap politik, dan manajemen umum.

Seperti halnya hebat ekonomi dan sejarahwan, para ilmuwan politik sanggup dibedakan atas dua pemikiran , menurut pada kekuatan komitmennya pada metode ilmiah. Ilmuwan politik tradisional mempertanyakan masalah-masalah dan memakai teknik-teknik untuk menjawab pertanyaan yang lebih banyak mengandung ciri-ciri humanistis daripada ilmu-ilmu sosial. Mereka tertarik, contohnya dengan citra bentuk ideal pemerintahan yang seharusnya dijalankan (ideologi politik) atau dalam menerapkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah kebijakan umum dan memprakarsai reformasi sosial. Sebaliknya, ilmuwan politik ilmiah (atau aliran sikap - behavioral) membatasi bidang garapannya terhadap kajian sikap politik insan secara empiris. Kaum behavioris menyelidiki topik-topik ibarat sikap dalam pemungutan suara, pendapat umum, dan sikap politik perbandingan. Mereka membatasi kajiannya perihal “apa” dan tidak berusaha untuk memilih “apa seharusnya”.