Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan

Ada kecenderungan selama ini guru mengemas pengalaman berguru siswa terkotak-kotak dengan tegas antara satu bidang studi dengan bidang studi yang lainnya, pembelajaran yang memisahkan penyajian distributor diam-diam pelajaran secara tegas hanya akan menciptakan kesulitan berguru bagi siswa alasannya pemisahan menyerupai itu memperlihatkan pengalaman berguru yang bersifat artifisial. Sementara itu, di sekolah dasar khususnya di kelas-kelas rendah para siswa lebih menghayati penglaman belajarnya secara totalitas, siswa mengalami kesulitan dengan adanya pemisahan pengalaman berguru menyerupai tadi.

Sesuai dengan konsep berguru Gestalt yang mengutamakan pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari keseluruhan gres kemudian menuju bagian-bagian. Dengan kata lain dimata siswa melihat dirinya sebagai sentra lingkungan yang merupakan keseluruhan yang belum terperinci unsur-unsurnya dengan pemaknaan secara holistik yang berangkat dari yang bersifat konkrit.Pemilihan model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi meruapakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki guru. Sukmadinata (l997) menjelaskan bahwa kurikulum merupakan bab yang tidak sanggup dipisahkan dari pendidikan dan pengajaran. Oleh alasannya itu guru sebagai pendidik harus memiliki potensi untuk menentukan model pembelajaran yang sanggup dipakai sesuai dengan karakteristik siswa dan tuntutan kurikulum.

Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara klasikal aktif menggali dab menemukan konsep dan prinsipprinsip secara holistik bermakna dan otentik. Melalui pertimbangan itu, maka bermacam-macam pandangan dan pendapat ihwal pembelajaran terpadu, tapi semuanya menekankan pada cara memberikan pelajaran yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu dibutuhkan para siswa memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.